Rabu, 19 Agustus 2009

persiapan menghadapi awal perkuliahan

Alhamdullilah setelah menempuh jenjang sekolah menengah atas, yang di lalui dengan banyak rintangan tetapi alhamdulillah lulus dengan memuaskan.yang paling berkesan selama menuntut ilmu di pondok pesantren adalah bisa di terima PMDK di salah satu perguruan tinggi negeri di bandung walaupun hanya jenjang D3 n juga tetapi itu menunjukan bahwa orang pesantren bisa juga kuliah di perguruan tinggi bonafit.saya bersyukur sekali karena ALLOH telah menunjukan jalan terbaik bagi masa depan saya saat ini.

Sabtu, 21 Maret 2009

Penelitian menunjukkan, otak orang yang beragama berbeda dengan yang tidak. Otak orang yang relijius jauh lebih tenang

Otak orang-orang yang relijius terbukti lebih tenang bila menghadapi situasi yang tidak pasti dan memiliki tingkat stres yang lebih rendah saat mengalami kesalahan ketimbang orang-orang yang tidak mempercayai agama. Ini kesimpulan sebuah studi di Kanada yang mempelajari hubungan antara penganut agama dan aktivitas otak.

"Orang-orang relijius atau mereka yang percaya pada Tuhan terbukti memiliki tingkat stres atau kecemasan yang lebih rendah setelah melakukan kesalahan," ujar Michael Inzlicht, profesor psikologi University of Toronto.

Studi ini melibatkan kelompok kecil orang-orang yang percaya pada Tuhan dan tidak percaya dari berbagai latar belakang agama, termasuk umat Islam, Kristen, Hindu, dan Budha.

Para peserta diminta untuk mengisi kuesioner agama tentang keyakinan mereka terhadap Tuhan dan tingkat keimanan mereka. Lalu, mereka diminta untuk mengerjakan tugas Stroop, sebuah tes psikologi yang mengukur waktu reaksi selama menjalankan berbagai tugas seperti mengenali warna dengan cepat.

Pada tubuh setiap responden dipasang elektroda yang mengukur aktivitas di wilayah otak yang disebut anterior cingulate cortex (ACC). ACC berfungsi untuk mengendalikan emosi dan membantu orang untuk memodifikasi perilaku saat mengalami sebuah kejadian yang memicu kecemasan seperti saat melakukan kesalahan.

"Bagian ini akan terganggu saat Anda melakukan kesalahan atau dihadapkan pada situasi dimana Anda tidak tahu apa yang harus dilakukan," jelas Inzlicht.

Penelitian menunjukkan aktivitas ACC pada orang yang relijius lebih rendah bila dibandingkan pada mereka yang tidak percaya pada Tuhan. Ini menunjukkan bahwa mereka tidak terlalu cemas saat melakukan kesalahan selama tes.

Semakin kuat tingkat keimanan dan keyakinan pada Tuhan, semakin rendah aktivitas ACC sebagai respons atas kesalahan yang mereka lakukan sendiri.

Ini menunjukkan adanya korelasi antara keyakinan agama dan aktivitas otak. Namun begitu, para ahli masih belum mengetahui alasan yang tepat. Sekalipun peneliti menduga bahwa orang-orang yang relijius memiliki tujuan yang lebih besar ketimbang diri mereka sendiri khususnya kehidupan setelah kematian.

Selasa, 17 Februari 2009

menanti UAN

ujian materi yang harus q lalui tinggal di depan mata dan q harus lulus sekarang q hanya bisa berusaha dan berdoa hanya kepada alloh SWT karena hanya kepadanyalah q bisa menggantungkan permasalahan yang harus q lalui q yakin bahwa dia akan mengabulkan semua permintaan q